PABRIK GULA MADUKISMO
Pada hari
pertama ketika sampai di Jogjakarta, rombongan INVITA SMP Labschool Jakarta
mengunjungi pabrik gula madukismo sebagai objek wisata pertama.
Pabrik
Gula Madukismo adalah satu-satunya pabrik Gula dan
Alkohol/Spirtus di Propinsi DIY. Pabrik ini
mengemban tugas untuk mensukseskan
program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula pasir. Pabrik
gula dan Alkohol/Spirtus Madukismo terletak
di Kalurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Perusahaan ini merupakan bentuk
dari Perseroan Terbatas (PT), yang berdiri pada tanggal 14 Juni 1955, dan
diberi nama PT. Madu Baru. Yang kemudian dibagi menjadi dua pabrik yaitu Pabrik
Gula (PG Madukismo) dan Pabrik Alkohol/Spiritus (PS Madukismo).

Pabrik
Gula Madukismo menargetkan hasil giling tebu menjadi 40 ribu ton gula pasir
dari tebu yang digiling sebanyak 535.147 ton yang merupakan hasil panen lahan
seluas 4.972 hektare. Tebunya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah.
Lahan tanam di Yogkayarta tersebar di empat kabupaten yaitu Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Sedangkan lahan di Jawa Tengah antara lain Sragen, Magelang, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen. Dari 535.147 ton tebu yang akan digiling tahun ini diperkirakan menghasilkan gula 40 ribu ton. Masa giling berlangsung selama 162 hari ditambah libur hari raya selama 10 hari dengan total masa giling 172 hari.
Namun, 40 ribu ton gula untuk sekali musim giling itu belum bisa mencukupi kebutuan masyarakat DIY. Sebab kebutuhannya sebanyak 45 ribu ton per tahun. Pabrik juga akan meningkatkan luas lahan tebu dan juga perbaikan peralatan mesin giling tebu sehingga akan menghasilkan gula lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik.
Lahan tanam di Yogkayarta tersebar di empat kabupaten yaitu Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulonprogo. Sedangkan lahan di Jawa Tengah antara lain Sragen, Magelang, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen. Dari 535.147 ton tebu yang akan digiling tahun ini diperkirakan menghasilkan gula 40 ribu ton. Masa giling berlangsung selama 162 hari ditambah libur hari raya selama 10 hari dengan total masa giling 172 hari.
Namun, 40 ribu ton gula untuk sekali musim giling itu belum bisa mencukupi kebutuan masyarakat DIY. Sebab kebutuhannya sebanyak 45 ribu ton per tahun. Pabrik juga akan meningkatkan luas lahan tebu dan juga perbaikan peralatan mesin giling tebu sehingga akan menghasilkan gula lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik.
Dibagian
luar pabrik terdapat banyak rel untuk mengangkut tebu dari tebunnya, yang
menggunakan kereta lori. Kereta ini juga sudah dimodifikasi untuk dinaiki
penumpang dari gedung Madu Chandya menuju pabriknya yang letaknya tidak jauh
dari gedung tersebut. Rombongan dari SMP Labschool Jakarta juga menaiki kereta
ini. Kereta lori ini berjalan sangat lambat. Sepanjang jalan terdapat banyak
batang-batang tebu kecilyang bertebaran di sekitar rel. Ketika mulai memasuki
area pabrik, bau tebu sudah mulai sedikit tercium. Terdapat juga banyak tebu
tertumpuk didalam kereta lori yang panjang.

Suasana di dalam pabrik ini tidak
terlalu nyaman, karena berbau agak tidak enak juga bagian dalam gedung yang
terlihat sudah tua dan sedikit kumuh. Banyak terdapat mesin-mesin besar yang
juga bersuara sedikit keras, dan jalanan di dalam pabrik juga kotor.


KERATON
Setelah
kami berkunjung ke Pabrik Gula Madukismo, objek wisata kedua yang kami kunjungi
adalah Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kraton
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan
nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang
ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu,Kraton juga menjadi kiblat
perkembangan budaya Jawa. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi
pada tahun 1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian
Giyanti.Tanah yang dipilih untuk dijadikan tempat didirikanya keraton dulunya
adalah hutan beringin. dikarenakan tanah tersebut diapit dua sungai sehingga
dianggap baik dan terlindung dari kemungkinan banjir.Meski usianya sudah
ratusan tahun,keraton Yogyakarta ini masih kokoh walaupun pernah rusak
diterjang gempa tahun 1867.

Ada
banyak hal yang bisa disaksikan di Kraton Yogyakarta, mulai dari aktivitas abdi
dalem yang sedang melakukan tugasnya atau melihat koleksi barang-barang Kraton.
Koleksi yang disimpan dalam kotak kaca yang tersebar di berbagai ruangan
tersebut mulai dari keramik dan barang pecah belah, senjata, foto, miniatur dan
replika, hingga aneka jenis batik beserta deorama proses pembuatannya. Selain
itu, wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan seni dengan jadwal berbeda-beda
setiap harinya. Pertunjukan tersebut mulai dari wayang orang, macapat, wayang
golek, wayang kulit, dan tari-tarian. Untuk menikmati pertunjukkan seni
wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Jika datang pada hari selasa
wage, Andabisa menyaksikan lomba jemparingan atau panahan gaya Mataraman di
Kemandhungan Kidul.

SENDRATARI RAMAYANA
Pada
malam harinya, kami semua menuju objek wisata ketiga yang merupakan objek
wisata terakhir yang akan kami kunjungi di hari pertama kami di Jogjakarta,
yaitu pertunjukan Sendratari Ramayana. Sendratari ini menampilkan sebuah kisah
dari Rama dan Shinta yang berbentuk tarian dan tidak terdapat dialog sama
sekali. Tariannya sangat kompak,menarik, juga indah. Apalagi pemandangan latar
belakangnya yang merupkana Candi Prambanan, membuat suasana menjadi lebih
nyaman dan pemandangan menjadi lebih indah.
Berikut adalah kisah
yang ditampikan oleh Sendratari Ramayana:
Dikisahkan
di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang puteri nan cantik jelita bernama
Dewi Shinta. Dia seorang puteri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu
hari sang Prabu mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi
puteri tercintanya yaitu Shinta, dan akhirnya sayembara itu dimenangkan oleh
Putera Mahkota Kerajaan Ayodya, yang bernama Raden Rama Wijaya. Namun dalam
kisah ini ada juga seorang raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana, yang juga
sedang kasmaran, namun bukan kepada Dewi Shinta tetapi dia ingin memperistri
Dewi Widowati. Dari penglihatan Rahwana, Shinta dianggap sebagai titisan Dewi
Widowati yang selama ini diimpikannya. Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta
dan disertai Lesmana adiknya, sedang melewati hutan belantara yang dinamakan
hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai mereka bertiga, khususnya
Shinta. Rahwana ingin menculik Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan
istri, dengan siasatnya Rahwana mengubah seorang hambanya bernama Marica
menjadi seekor kijang kencana. Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu
kijang ‘jadi-jadian' itu, karena Dewi Shinta menginginkannya. Dan memang benar
setelah melihat keelokan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk
menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta maka Rama berusaha mengejar
kijang seorang diri sedang Shinta dan Lesmana menunggu.
Dalam waktu sudah cukup lama ditinggal berburu, Shinta mulai mencemaskan Rama, maka meminta Lesmana untuk mencarinya. Sebelum meninggalkan Shinta seorang diri Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin keselamatannya, jadi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut. Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk menculik, namun usahanya gagal karena ada lingkaran magis tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi, caranya ia menyamar yaitu dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun! Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan ia menangkap tangan dan menarik Shinta keluar dari lingkaran. Selanjutnya oleh Rahwana, Shinta dibawa pulang ke istananya di Alengka. Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong Dewi Shinta. Jatayu dapat mengenali Shinta sebagai puteri dari Janaka yang merupakan teman baiknya, namun dalam pertempuan itu Jatayu dapat dikalahkan Rahwana.
Dalam waktu sudah cukup lama ditinggal berburu, Shinta mulai mencemaskan Rama, maka meminta Lesmana untuk mencarinya. Sebelum meninggalkan Shinta seorang diri Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin keselamatannya, jadi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut. Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk menculik, namun usahanya gagal karena ada lingkaran magis tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi, caranya ia menyamar yaitu dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun! Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan ia menangkap tangan dan menarik Shinta keluar dari lingkaran. Selanjutnya oleh Rahwana, Shinta dibawa pulang ke istananya di Alengka. Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong Dewi Shinta. Jatayu dapat mengenali Shinta sebagai puteri dari Janaka yang merupakan teman baiknya, namun dalam pertempuan itu Jatayu dapat dikalahkan Rahwana.
Disaat yang sama Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya, namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica mengadakan perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya, dan pada akhirnya Rama berhasil memanah si raksasa. Pada saat yang bersamaan Lesmana berhasil menemukan Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta ditinggal sendirian, namun sesampainya Shinta tidak ditemukan. Selanjutnya mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka parah, Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi ia hendak membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Dari keterangan Jatayu mereka mengetahui bahwa yang menculik Shinta adalah Rahwana! Setelah menceritakan semuanya akhirnya si burung garuda ini meninggal.
Mereka berdua memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Rahwana dan ditengah jalan mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanoman yang sedang mencari para satria guna mengalahkan Subali. Subali adalah kakak dari Sugriwa paman dari Hanoman, Sang kakak merebut kekasih adiknya yaitu Dewi Tara. Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali, dan akhirnya usaha itu berhasil dengan kembalinya Dewi Tara menjadi istri Sugriwa. Pada kesempatan itu pula Rama menceritakan perjalanannya akan dilanjutkan bersama Lesmana untuk mencari Dewi Shinta sang istri yang diculik Rahwana di istana Alengka. Karena merasa berutang budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam menemukan kembali Shinta, yaitu dimulai dengan mengutus Hanoman persi ke istana Alengka mencari tahu Rahwana menyembunyikan Shinta dan mengetahui kekuatan pasukan Rahwana.
Taman Argasoka adalah taman kerajaan Alengka tempat dimana Shinta menghabiskan hari-hari penantiannya dijemput kembali oleh sang suami. Dalam Argasoka Shinta ditemani oleh Trijata kemenakan Rahwana, selain itu juga berusaha membujuk Shinta untuk bersedia menjadi istri Rahwana. Karena sudah beberapa kali Rahwana meminta dan ‘memaksa' Shinta menjadi istrinya tetapi ditolak, sampai-sampai Rahwana habis kesabarannya yaitu ingin membunuh Shinta namun dapat dicegah oleh Trijata. Di dalam kesedihan Shinta di taman Argasoka ia mendengar sebuah lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu Hanoman yang sedang mengintainya. Setelah kehadirannya diketahui Shinta, segera Hanuman menghadap untuk menyampaikan maksud kehadirannya sebagai utusan Rama. Setelah selesai menyampaikan maskudnya Hanoman segera ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka. Caranya dengan membuat keonaran yaitu merusak keindahan taman, dan akhirnya Hanoman tertangkap oleh Indrajid putera Rahwana dan kemudian dibawa ke Rahwana. Karena marahnya Hanoman akan dibunuh tetapi dicegah oleh Kumbakarna adiknya, karena dianggap menentang, maka Kumbakarna diusir dari kerjaan Alengka. Tapi akhirnya Hanoman tetap dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar hidup-hidup, tetapi bukannya mati tetapi Hanoman membakar kerajaan Alengka dan berhasil meloloskan diri. Sekembalinya dari Alengka, Hanoman menceritakan semua kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama. Setelah adanya laporan itu, maka Rama memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan Alengka dan diikuti pula pasukan kera pimpinan Hanuman.
Setibanya di istana Rahwana terjadi peperangan, dimana awalnya pihak Alengka dipimpin oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat dikalahkan dengan gugurnya Indrajit. Alengka terdesak oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa yang bijaksana diminta oleh Rahwana menjadi senopati perang. Kumbakarna menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan negara Alengkadiraja.Dalam pertempuran ini pula Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya. Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pad akhir pertempuran ini Rahwana juga dapat dikalahkan seluruh pasukan pimpinan Rama. Rahmana mati kena panah pusaka Rama dan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.


Setelah semua pertempuran yang dahsyat itu dengan kekalahan dipihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki istana dan mencari sang istri tercinta. Dengan diantar oleh Hanoman menuju ke taman Argasoka menemui Shinta, akan tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama Shinta berada di kerajaan Alengka. Maka Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu dengan melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Shinta dan pertolongan Dewa Api, Shinta selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa Shinta masih suci dan akhirnya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. Dan akhir dari kisah ini mereka kembali ke istananya masing-masing.
LAVA TOUR
Pada
hari ketiga ini, setelah kami makan pagi di Hotel Grand Quality, kami
melanjutkan perjalanan menuju Lava Tour di Desa Cangkringan. Di perjalanan,
kami dijelaskan banyak oleh tour guide kami tentang letusan Gunung Merapi pada tahun
2010 dan dampaknya. Gunung Merapi adalah gunung
termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian
tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi vegetasi karena
aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Gunung
Batulawang yang lebih tua.

Gunung
Merapi terakhir kali bererupsi pada tahun 2010. Peningkatan status dari
"normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada
tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00
WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena
aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa
multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 OktoberBPPTK
Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi
"awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak
harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman. Erupsi pertama terjadi sekitar
pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober.
Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material
vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang
menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman dan menelan korban 43 orang, ditambah seorang bayi
dari Magelang yang tewas karena gangguan pernapasan.
Sebelum
mengunjungi Desa Cangkringan, kami mengunjungi Museum Gunung Api Merapi. Di
sana ada simulator saat awan panas turun ke bawah. Kami juga diputarkan video
dokumenter tentang Gunung Merapi
|

|

Setelah
diajak berkeliling oleh tour guide, kami
melanjutkan perjalanan ke sekitar Desa Cangkringan. Bus kami parkir di tempat
yang telah disediakan dan kami melanjutkan dengan berjalan kaki. Cukup jauh
dari bawah ke atas. Akhirnya kami sampai ke bekas rumah Mbah Marijan. Tak saya
duga, saya kira masih ada puing-puing bekas rumah beliau. Tetapi sudah tidak ada
apa-apa sama sekali. Hanya ada tanah bercampur batu berwarna putih di sana.
|



Setelah
kira-kira 45 menit, kami balik ke bawah. Di bawah kami yang muslim dan
laki-laki melaksanakan sholat Jum’at sedangkan yang perempuan melanjutkan
perjalanan ke objek selanjutnya terlebih dahulu.
PANTAI
PARANGTRITIS
Pada hari ketiga Invita kami berkunjung ke Pantai
Parangtritis. Tujuan kami kesana untuk melihat sunset sekaligus melihat keindahan Pantai Parangtritis . Kami
menuju Pantai Parangtritis setelah berbelanja di Malioboro tepatnya pukul 15.20
WIB. Pantai Parangtritis terletak di sebelah selatan Yogyakarta tepatnya di
desa Parantritis. Pantai ini merupakan tempat rekreasi yang ramai dikunjungi
oleh para turis dalam negeri maupun luar negeri karena keindahannya dan kita
juga bisa melihat sunset ataupun sunrise. Tapi, walaupun pantai ini
adalah tempat yang indah, Pantai Parangtritis
merupakan pantai yang rawan dan landai sehingga, kita juga patut
berhati-hati ketika hendak berenang atau bermain agar tetap selamat. Nama
Pantai Parangtritis sendiri diambil dari kata parang (=batu) dan tumaritis
(=tetesan air). Sehingga, pantai tersebut diberi nama dengan sebutan Parangtritis.Perjalanan
menuju Pantai Parangtritis kami diceritakan tentang legenda dan mitos di Pantai
Parangtritis oleh tour guide kami. Salah satu mitos yang terkenal adalah tidak
boleh memakai baju berwarna hijau di Pantai Parangtritis. Konon katanya jika seseorang
memakai baju berwarna hijau di Pantai Parangtritis maka, orang itu akan hilang
dan jasadnya tidak ditemukan. Kalaupun ditemukan jasad orang tersebut sudah
dalam keadaan tidak bernyawa. Tapi, menurut tour guide kami ada penjelasan
ilmiah kenapa kita harus berhati-hati saat di Pantai Parangtritis. Menurut
penjelasan yang ia dapatkan, sekitar 100m dari Pantai Parangtritis terdapat
pusaran air yang besar dan berbahaya yang dapat menenggalamkan kita dan
rata-rata korbannya memakai baju berwarna hijau. Itulah sebabnya muncul mitos
tidak boleh memakai baju berwarna hijau ketika di Pantai Parangtritis.


Setelah
menempuh perjalan selama kurang lebih 1 jam, kami akhirnya sampai di tempat
tujuan. Kebetulan bus kami adalah bus pertama yang sampai di Pantai
Parangtritis. Setelah supir bus selesai memarkir, kami langsung turun dari bus
untuk bermain di Pantai Parangtritis, tak lama bus dari kelas lainpun mulai
berdatangan. Seluruh murid, guru, dan orang tua murid pun langsung berhambur
menuju Pantai Parangtritis. Di Pantai Parangtritis seluruh murid SMP Labschool
Jakarta asik bermain dan bercengkrama bersama teman-temannya. Ada yang menyewa
ATV untuk dimainkan, ada yang menikmati ombak Pantai Parangtritis,
berfoto-foto, memvideo pemandangan, bermain air, memakai heena (semacam tatto yang terbuat dari tumbuhan tapi tidak
permanen), berlari-larian, ada yang naik kudadll. Orang tua muridpun juga sama
asiknya. Guru-guru ada yang asik berfoto atau memfoto pemandangan, menjaga
murid-murid agar tidak terlalu jauh saat bermain di Pantai Parangtritis,dll.
Suasana di Pantai Parangtritis sangat indah dan seru. Ombak-ombak yang indah
dan pasir yang halus di Pantai Parangtritis juga tidak kalah menarik, sayangnya
pada saat itu sunsetnya tidak bergitu
terlihat karena cuaca yang berkabut. Tapi, itu tidak mempengaruhi semangat para
murid untuk tetap bermain di Pantai Parangtritis. Mereka tetap asyik dengan
kegiatan masing-masing.
Setelah kurang lebih 2 jam kami bermain
di Pantai Parangtritis, akhirnya kami menyudahi kunjungan kami ke Pantai
Parangtritis. Saat itu sudah menunjukan pukul 18.00 WIB dan ombak sudah semakin
besar. Kami akhirnya berbenah dan masuk ke bus masing-masing untuk melanjutkan
perjalanan ke restoran untuk makan malam. Walaupun kami masih ingin bermain di Pantai
Parangtritis, tapi ternyata kami harus menyudahi permainan kami hari ini.
Setelah semua siswa, guru dan orangtua murid masuk ke dalam bus, akhirnya
buspun berjalan dan mulai menjauh dari Pantai Parangtritis.
CANDI
BOROBUDUR
Hari
terakhir INVITA, setelah kami singgah di SMA TARUNA NUSANTARA,kami pergi menuju
candi Borobudur.candi ini merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia.Candi
Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana
pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra sekitar abad ke-9
atau 800 M dan selesai sekitar tahun 900 M pada masa pemerintahan Ratu
Pramudawardhani.Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang
berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur"
(perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama
Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat
penganut Buddha.Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40
km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6
tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan
sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa
stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa
terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu
sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan
menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di
tingkat paling atas.
